Minggu, 20 Maret 2016

contoh latar belakang dalam skripsi

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PADA MATERI LIMIT FUNGSI SMA KELAS XI

LATAR BELAKANG
Matematika adalah ilmu universal mendasari perkembangan teknologi modern. Matematika mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu sehingga dapat memajukan daya pikir manusia untuk kelangsungan kehidupannya. Peranan matematika di dalam kehidupan manusia cukup penting. Perkembangan pesat dibidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika dibidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang, dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi dimasa depan diperlukan penguasaan matematika sejak dini (Depdiknas, 2006 : 245). Untuk mengetahui daya pikir seorang manusia bisa dilihat dari proses pembelajaran matematikanya karena pembelajaran matematika merupakan aspek penting dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Menurut Nikson (dalam blog samparona) mengemukakan bahwa pembelajaran matematika adalah suatu upaya membantu siswa untuk mengkonstruksi (membangun) konsep-konsep atau prinsip-prinsip matematika dengan kemampunnya sendiri melalui proses internalisasi sehingga konsep atau prinsip itu terbangun kembali. Menurut Hudoyo (1990:5)(dalam blog samparona) menyatakan bahwa pembelajaran matematika diarahkan membantu siswa untuk berfikir logis, karena matematika memungkinkan siswa dapat menyelesaikan masalah dengan benar dan benarnya penyelesaian bukan karena guru.
Pembelajaran matematika SMA adalah pembelajaran yang tingkat abstrak sehingga tidak banyak kontek nyata yang bisa dijadikan acuhan dalam melaksanakan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi dan angket pembelajaran yang saya miliki dari siswa Bimbingan belajar BTBS Medica Palembang. Dari 93 siswa kelas XI dan XII, 58,3% siswa menyatakan bahwa mereka mengalami kesulitan pemahaman materi kalkulus yaitu pada materi limit, turunan dan Integral. Dari ketiga materi kalkulus tersebut, yang menempati kedudukan tertinggi adalah Limit Fungsi dengan persentase 30an %. Hasil wawancara yang saya lakukan kepada 6 siswa kesulitan memahami materi limit fungsi. 4 diantara mereka menyatakan tidak mengerti dalam menyelesaikan soal sedangkan 2 siswa menyatakan bahwa kesulitan menyesaikan soal karena terlalu panjang dengan waktu yang singkat. Mereka juga menyatakan bahwa materi limit ini sangat sulit dipahami karena cara pengajaran guru disekolah yang hanya memberikan menjelaskan materi, serta contoh soal dan soal yan berbeda dalam penyelesaiannya. Siswa juga menyatakan bahwa mereka sulit mengklasifikasikan soal limit dengan cara pengerjaannya. Apakah dengan cara memfaktorkan, menurunkan, dikalikan dengan akar sekawan, atau dibagikan dengan pangkat tertinggi. Banyaknya rumus yang digunakan dalam materi limit fungsi ini juga membuat siswa tidak dapat memahami dengan sempurna. Sehingga menyebabkan kemampuan analisis siswa dalam menyelesaikan masalah sangat kurang. Kemampuan analisis siswa ini berhubungan langsung dengan kemampuan kritis dan ke kreativan siswa dalam menyelesaikan permasalahan. untuk mengatasi kesulitan siswa dalam pemahaman konsep atau pun definisi limit   dapat   dilakukan   dengan   pendekatan   Scientific.   Pendekatan   ini   dapat merangsang siswa untuk berpikir kritis dan menambah motivasi siswa karena rasa penasaran (rasa ingin tahu). Di sisi lain untuk meningkatkan ketajamanan siswa dalam menyelesaikan variasi soal dapat dilakukan dengan latihan soal-soal yang bervaiasi. (documents analisis kesulitan limit fungsi aljabar ubaya)

Pada UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Lembaran Penjelasan Pasal 37 ayat 1, menjelaskan bahwa bahan kajian matematika, antara lain, berhitung, ilmu ukur, dan aljabar dimaksudkan untuk mengembangkan logika dan kemampuan berpikir peserta didik. Menidentifikasikan kemampuan berpikir peserta didik, berbagai macam Kemampuan berpikir kritis peserta didik adalah salah satu kempuan berpikir peserta didik yang memiliki peranan penting siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran matematika. Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI), kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri berpikir menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu; menimbang-nimbang dl ingatan: lama ia ~ sebelum menjawab pertanyaan itu; pengalaman pd zaman lalu telah membuat ia matang ~ kritis adalah suatu keadaan krisis, gawat atau genting. Jika dihubungkan maka disapatkan suatu kesimpulan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa adalah suatu keadaan gawat atau genting sehingga kemampuan siswa diuji untuk menjawab suatu permasalahan dengan menimbang terlebih dahulu. Krulik dan Rudnik (1993) (dalam blog bagawanabiyasa) mendefinisikan berpikir kritis adalah berpikir yang menguji, menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek dari situasi masalah. Termasuk di dalam berpikir kritis adalah mengelompokkan, mengorganisasikan, mengingat dan menganalisis informasi.
Seseorang yang memiliki kemampuan berpikir kritis matematis tinggi mampu menganalisis masalah, menentukan tindakan yang tepat, serta melakukan tindak lanjut dari tindakan yang diambil. Akan tetapi dalam pelaksanaan pembelajaran matematika di sekolah, jarang sekali siswa diberi kesempatan untuk berpikir kritis dalam menghadapi suatu permasalahannya. Utomo dan Ruijter memaparkan bahwa pada latihan pemecahan soal ternyata hanya sebagian kecil siswa yang dapat mengerjakannya dengan baik, sebagian besar tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Setelah diberi petunjuk pun, mereka masih juga tidak dapat menyelesaikan soal-soal tersebut, sehingga guru menerangkan seluruh penyelesaiannya.
Kemampuan penyelesaian persoalan matematika yang berbasis masalah merupakan suatu tolak ukur dalam melaksanakan pembelajaran matematika. Model pembelajaran pun berbagai macam guna mengatasi kemampuan penyelesaian soal matematika siswa yang berbasiskan masalah. Disamping itu juga, peranan siswa untuk aktif saat proses pembelajaranpun sangat penting agar siswa dapat lebih memahami materi yang diajarkan serta lebih memiliki makna dan memiliki nilai lebih. Adapun salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam menyelesaikan persoalan yang berbasiskan masalah adalah model pembelajaran Problem Based Learning).
Bern dan erickson dalam kokom (2010: 59) menegaskan bahwa PBLmerupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa dalam memecahkan masalah dengan mengintegrasikan berbagai konsep dan keterampilan dari berbagai disiplin ilmu. Strategi ini meliputi mengumpulkan dan menyatukan informasi, dan mempresentasikan penemuan. Di dalam model PBL digunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks belajar tentang cara berpikir kritis dan terampil dalam memecahkan masalah (Sudarman, 2007). (dalam jurnal Dian Handayani)
Problem-Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah metode pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan (Duch, 1995 dalam dalam blog Widadi Muslim).  Finkle dan Torp (1995) (dalam dalam blog Widadi Muslim) menyatakan bahwa PBM merupakan pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang mengembangkan secara simultan strategi pemecahan masalah dan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan dengan menempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik.
Melihat permasalahan dan berlandaskan saran penelitian Dian Handayani dan Riqza Devi Anazifa terdahulu , maka  melalui kegiatan pembelajaran PROBLEM BASED LEARNING diharapkan siswa akan lebih mudah mencapai tujuan belajarnya melalui pembelajaran kelompok dalam pelaksanakan pembelajaran.
Berdasarkan Uraian diatas, peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PADA MATERI LIMIT FUNGSI SMA KELAS XI





















DAFTAR PUSTAKA

Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang RI Nomor 20, Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Diakses 14 Februari 2016 dari http://kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf
Samparona. (2014). Pendapat Para Ahli tentang Belajar dan pembelajaran Matematika. http://samparona.blogspot.co.id/2014/01/pendapat-para-ahli-tentang-belajar-dan.html
Susanto, Hadi. (2014). Kemampuan Berpikir Kritis (0nline). Sumber: https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/05/02/kemampuan-berpikir-kritis/ diakses 26 Februari 2016
Muslim, Widadi. (2015). Problem Based Learning (0nline). Sumber: https://gayahidupalami.wordpress.com/pendidikan/problem-based-learning/ diakses 26 februari 2016
Pusat Bahasa. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Diakses 14 Februari 2016 dari http://kbbi.web.id/
Ubayu. (2014). Analisis Kesulitan Limit Fungsi Aljabar. http://dokumen.tips/documents/analisis-kesulitan-limit-fungsi-aljabar.html
Handayani, Dian. (2015). Skripsi berjudul PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN STATISTIKA DI MTsN TANJUNGTANI PRAMBON http://simki.unpkediri.ac.id/
Rizqa Devi Anazifa.  (2013). Jurnal berjudul PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS (CRITICAL THINKING) DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN KELAS X SMA NEGERI 1 BANTUL. http://eprints.uny.ac.id/ dan http://journal.student.uny.ac.id/


1 komentar: