Rabu, 16 Maret 2016

Pembelajaran Inovatif

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.   Latar belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam membentuk sebuah peradaban bangsa. Pendidikan akan melahirkan perubahan dan penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu pemegang tanggung jawab dari kemajuan dan keberhasilan pendidikan adalah seorang guru. Tugas seorang guru adalah mengajar,mendidik, membimbig dan melatih siswa dalam proses pembelajaran. Seorang guru tidak hanya dituntut untuk menguasai mata pelajaran yang akan diajarkannya, tetapi juga harus menguasai dan mampu mengajarkan pengetahaun tersebut pada peserta didik. Maka dari itu, kemampuan utama yang harus dimiliki guru adalah dalam strategi pembelajaran.
            Agar proses pembelajaran berhasil dan mutu pendidikan meningkat, guru dituntut memiliki wawasan pengetahuan dan keterampilan mengenai strategi-strategi pembelajaran di kelas yang mampu menciptakan proses pembelajaran aktif dan menyenangkan bagi siswa. Dengan terciptanya pembelajaran yang aktif dan menyenangkan diharapkan dapat menciptakan lingkungan kelas yang kondusif untuk belajar, sehingga kognitif siswa dapat berkembang dengan baik.


Berdasarkan kondisi tersebut, maka usaha yang dapat dilakukan sebagai guru dan calon guru adalah dengan mempelajari strategi-strategi pembelajaran yang aktif dan menyenangkan, salah satu alternatif pembelajaran tersebut adalah pembelajaran Inovatif. Maka dari itu, makalah ini membahas mengenai “ Pendekatan Pembelajaran Inovatif ”.
1.2.   Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah :
1.      Apa pengertian dan konsep dasar Pembelajaran Inovatif ?
2.      Apa saja teori-teori yang mendasari pembelajaran inovatif ?
3.      Bagaimana ciri-ciri pembelajaran inovatif ?
4.      Apa saja kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran inovatif ?


1.3.   Tujuan
Beberapa hal yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.      Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan konsep dasar pembelajaran inovatif.
2.      Mahasiswa dapat mengetahui teori –teori yang mendasari pembelajaran inovatif.
3.      Mahasiswa dapat mengetahui ciri-ciri pembelajaran inovatif.
4.      Mahasiswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran inovatif.

1.4.   Manfaat
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penuliasan makalah ini :
·         Bagi penulis
Diharapkan pada akhirnya dapat menjadi guru yang profesional dengan kemampuan mengajar yang selalu inovatif dengan mengacu pada prinsip-prinsip pengembangan model pembelajaran yang inovatif dan mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi tercapainya tujuan pembelajaran.
·         Bagi pembaca
Agar bisa mendapatkan pengetahuan mengenai pembelajaran inovatif .











BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Pembelajaran Inovatif
Kata “inovatif” berasal dari kata sifat bahasa Inggris inovative. Kata ini berakar dari kata kerja to innovate yang mempunyai arti menemukan (sesuatu yang baru). Oleh karena itu, pembelajaran inovatif dapat diartikan sebagai pembelajaran yang dirancang oleh guru, yang sifatnya baru, tidak seperti yang biasanya dilakukan, dan bertujuan untuk menfasilitasi siswa dalam membangun pengetahuan sendiri dalam rangka proses perubahan perilaku ke arah yang lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa.
Dalam konteks program belajar mengajar, program pembelajaran yang inovatif dapat berarti program yang dibuat sebagai upaya mencari pemecahan suatu masalah. Itu disebabkan, karena program pembelajaran tersebut belum pernah dilakukan atau program pembelajaran yang sejenis sedang dijalankan akan tetapi perlu perbaikan. Program pembelajaran inovatif adalah program pembelajaran yang langsung memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi oleh kelas berdasarkan kondisi kelas. Pada gilirannya program pembelajaran tersebut akan memberi sumbangan terhadap usaha peningkatan mutu sekolah secara keseluruhan.
Menurut Rogers dan Shoemaker (1971) mengartikan inovasi sebagai ide-ide baru, praktek-praktek baru, atau objek-objek yang dapat dirasakan sebagai sesuatu yang baru oleh individu atau peserta didik. Pengertian baru disini mengandung makna bukan sekadar baru diketahui oleh pikiran (cognitife), melainkan juga baru karena belum dapat diterima secara luas oleh seluruh peserta didik dalam arti sikap (attitude) dan juga baru dalam pengertian belum diterima dan diterapkan oleh peserta didik.Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang dikemas oleh pebelajar atas dorongan gagasan barunya yang merupakan produk dari learning how to learn untuk melakukan langkah-langkah belajar, sehingga memperoleh kemajuan hasil belajar.
Secara garis besar, pembelajaran inovatif dapat digambarkan sebagai berikut:
1.      Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2.       Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa
3.        Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
4.       Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
5.      Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.

2.2. Konsep dasar Pembelajaran Inovatif
            Inovatif (innovative) yang berarti new ideas or techniques, merupakan kata sifat dari inovasi (innovation) yang berarti pembaharuan, juga berasal dari kata kerja innovate yang berarti make change atau introduce new thing (ideas or techniques) in order to make progress. Pembelajaran, merupakan terjemahan dari learning yang artinya belajar, atau pembelajaran. Jadi, pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang dikemas oleh pebelajar atas dorongan gagasan barunya yang merupakan produk dari learning how to learn untuk melakukan langkah-langkah belajar, sehingga memperoleh kemajuan hasil belajar.  Dalam konteks program belajar mengajar, program pembelajaran  yang inovatif dapat berarti program yang dibuat sebagai upaya  mencari pemecahan suatu masalah. Itu disebabkan, karena program  pembelajaran tersebut belum pernah dilakukan atau  program pembelajaran yang sejenis sedang dijalankan akan tetapi  perlu perbaikan.
Program pembelajaran yang sifatnya memperbaiki program pembelajaran sebelumnya yang tidak memuaskan, hasilnya dapat digolongkan inovatif karena mencoba untuk memecahkan masalah yang belum terpecahkan. Secara garis besar bahwa program pembelajaran inovatif adalah program pembelajaran yang langsung memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi oleh kelas berdasarkan kondisi kelas. Pada gilirannya program pembelajaran tersebut akan memberi sumbangan terhadap usaha peningkatan mutu sekolah secara keseluruhan.

2.3.Ciri-ciri Pembelajaran Inovatif
Adapun ciri-ciri dari pembelajaran inovatif adalah :
1)      Student Center.
2)      Variasi Media Pembelajaran (berbagai macam sumber belajar.
3)       Variasi Metode Pembelajaran.
4)      Variasi Interaksi: Klasikal, Kelompok, Individual
5)      Construktivisme
6)      Matematika Sekolah
7)      Realistik
8)      Bruner, Piaget, Vigotsky
9)      Kurikulum Interaktif
10)  Guru sebagai Fasilitator
11)  Education is for all
12)  Skema pembelajaran fleksibel
2.4.Teori yang Mendasari Pembelajaran Inovatif
a. Teori Kognitif
Perilaku yang tidak tampak dapat dipelajari secara ilmiah seperti pada perilaku yang tampak. Hal itulah yang mendasari teori kognitif. Perilaku yang tidak tampak merupakan proses internal yang merupakan hasil kerja potensi psikis. David Ausubel berpendapat bahwa belajar itu terjadi dalam organisme manusia melalui proses yang bermakna yang menghubungkan peristiwa atau butir baru pada aspek kognitif yang ada. Makna bukanlah respon yang tersirat tetapi merupakan pengalaman sadar yang diartikulasikan secara jelas dan dibedakan secara tepat. Hal tersebut dapat muncul manakala tanda, lambang, konsep, atau proposisi yang bermakna dikaitkan dan dipadukan dalam struktur kognitif individual yang berasal dari basis substansial dan nonkebiasaan.
Teori kognitif lebih mengandalkan pikiran dan konsep dasar yang dimiliki pembelajar daripada pengalaman. Kognitif amat menjauhi model menghafal. Yang diorientasikan secara mendalam adalah belajar bermakna. Tiap proses pembelajaran haruslah bermakna yang mampu mengelaborasi kognisi seseorang. Situasi belajar apa pun dapat bermakna apabila pembelajar mempunyai seperangkat pembelajaran yang bermakna, yakni penghubungan tugas belajar yang baru dengan apa yang sudah diketahuinya. Tugas belajar tersebut secara potensial akan bermakna bagi pembelajar.
Menurut Piaget, manusia memiliki struktur pengetahuan dalam otaknya, seperti kotak-kotak yang masing-masing berisi informasi bermakna yang berbeda-beda. Pengalaman yang sama bagi beberapa orang akan dimaknai berbeda-beda oleh masing-masing individu dan disimpan dalam kotak yang berbeda-beda. Setiap pengalaman baru dihubungkan dengan kotak-kotak (struktur pengetahuan) dalam otak manusia. Struktur pengetahuan dikembangkan dalam otak manusia melalui dua acara, yaitu asimilasi dan akomodasi.

b. Teori Humanistik atau Teori Sosial
Proses belajar tidak hanya terjadi karena seseorang mendapatkan stimulus dari lingkungannya dan meresponnya tetapi terjadi pula karena pelaku belajar berkomunikasi dengan individu lainnya. Proses belajar terjadi karena komunikasi personal. Dalam diri pelaku belajar atau siswa terjadi transaksi akibat komunikasi dua arah atau lebih yang masing-masing mendapat kesempatan, baik selaku inisiator maupun mereaksi komunikasi. Komunikasi itu dapat berlangsung secara akrab, intensif, dan mendalam. Oleh karena itu, teori humanistik dikembangkan menjadi teori sosial, yang dikembangkan oleh Bandura. Menurut Bandura (dalam Dahar, 1989) dalam belajar berdasarkan teori sosial terdapat empat fase, yaitu: perhatian, retensi, reproduksi, dan motivasi. Manusia akan belajar apa saja sepanjang dia membutuhkan. Dia tidak peduli dengan kognitif yang aktual atau pengalaman yang telah dialaminya.
Menurut Rogers, dalam konteks belajar yang diciptakan, manusia akan belajar apa saja yang dia butuhkan. Konsep Rogers tersebut saat ini memberikan perubahan besar bagi konsep pembelajaran yang bertumpu pada pembelajar. Pembelajar itu sangat individual. Oleh karena itu, jika ingin berhasil dalam pembelajaran, perhatikan kebutuhan
individual dalam belajar. Untuk mengadaptasi konsep Rogers dalam pembelajaran, kita perlu memahami bahwa pembelajar adalah organisme yang butuh memahami dirinya sendiri dan mengkomunikasikan dirinya kepada orang lain secara bebas dan aman. Guru sebagai fasilitator harus memberikan konteks pengiring untuk belajar dan tidak memberikan misi pribadi guru untuk dijejalkan ke siswa berdasarkan pengalaman guru sebelumnya.




c. Teori Gestalt
Psikologi Gestalt memandang unsur-unsur yang terlibat dalam proses belajar tidak terpisahkan tetapi merupakan totalitas dalam membentuk medan belajar. Oleh karena itu teori Gestalt disebut pula dengan teori medan. Gestalt berarti bentuk yang terdiri atas unsur-unsurnya. Beberapa unsur yang distruktur dapat menghasilkan efek sinergis yang merupakan Gestalt.
Menurut Lewin perubahan tingkah laku merupakan indikator hasil belajar diperoleh karena lingkungan yang disediakan difungsikan untuk memfasilitasi potensi internal yang terdapat dalam diri pelaku belajar. Lingkungan tidak secara langsung mengubah tingkah laku. Perpustakaan sekolah tidak akan berfungsi jika guru tidak memfungsikannya.  Selain itu, motivasi merupakan faktor penting dalam pembelajaran. Motivasi adalah faktor yang dapat mendorong setiap individu untuk berperilaku. Motivasi muncul karena adanya daya tarik tertentu. Di samping itu, motivasi juga bisa muncul karena pengalaman yang menyenangkan, misalnya pengalaman kesuksesan.

2.5. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Inovatif
           Keunggulan pembelajaran inovatif sebagai berikut:
  1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
  2. Berpikir dan bertindak kreatif.
  3. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
  4. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
  5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
  6. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
  7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.



          Kelemahan pembelajaran inovatif sebagai berikut:
  1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk diterapkan pada pembelajaran ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
  2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.




















BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Pembelajaran inovatif dapat diartikan sebagai pembelajaran yang dirancang oleh guru, yang sifatnya baru, tidak seperti yang biasanya dilakukan, dan bertujuan untuk menfasilitasi siswa dalam membangun pengetahuan sendiri dalam rangka proses perubahan perilaku ke arah yang lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa. Konsep Dasar Pembelajarn Inovatif adalah Program pembelajaran yang sifatnya memperbaiki program pembelajaran sebelumnya yang tidak memuaskan, hasilnya dapat digolongkan inovatif karena mencoba untuk memecahkan masalah yang belum terpecahkan
Ciri- Ciri dari Pembelajaran Inovatif anatara lain. Student Center, Variasi Media Pembelajaran (berbagai macam sumber belajar), Variasi Metode Pembelajaran, Variasi Interaksi: Klasikal, Kelompok, Individual, Construktivisme,  Matematika Sekolah,  Realistik, Bruner, Piaget, Vigotsky,  Kurikulum Interaktif,  Guru sebagai Fasilitator ,  Education is for all, Skema pembelajaran fleksibel. Teori yang mendasari Pembelajaran Inovatif adalah teori kognitif, teori humanistik, teori gestalt.


3.2.   Saran
            Sebaiknya guru dan calon guru dengan pengetahuan yang dimiliki tentang pembelajaran Inovatif dapat memilih strategi dan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi kelas agar dapat menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan.








DAFTAR PUSTAKA


Burhanuddin, A. (2014, Februari 05). Konsep Dasar Kurikulum. Dipetik Oktober 03, 2015, dari Afid Burhanuddin: https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/02/05/konsep-dasar-pembelajaran-inovatif/
Happyanto, R. (2012, April 30). Teori yang Mendasari Pembelajaran Inovatif. Dipetik Oktober 03, 2015, dari Pembelajaran Inovatif: https://pembelajaraninovatif.wordpress.com/2012/04/30/teori-yang-mendasari-pembelajaran-inovatif/
Marsigit. (2014, Oktober 23). Komponen Pembelajaran Inovatif. Dipetik Oktober 03, 2015, dari Philosophy, Psychology, Spiritual, Character, Mathematics Education, Lesson Study, Indonesia: http://powermathematics.blogspot.co.id/2014/10/komponen-pembelajaran-inovatif.html
Unesa, R. (2011, Maret 02). Konsep Pembelajaran Inovatif. Dipetik Oktober 03, 2015, dari Rudy Unesa: http://rudy-unesa.blogspot.co.id/2011/03/konsep-pembelajaran-inovatif.html

                                                                                                                                                                                      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar