PENGARUH
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PADA MATERI LIMIT FUNGSI SMA
KELAS XI
LATAR BELAKANG
Matematika
adalah ilmu universal mendasari perkembangan teknologi modern. Matematika
mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu sehingga dapat memajukan
daya pikir manusia untuk kelangsungan kehidupannya. Peranan matematika di dalam
kehidupan manusia cukup penting. Perkembangan pesat dibidang teknologi
informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika
dibidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang, dan matematika
diskrit. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi dimasa depan diperlukan
penguasaan matematika sejak dini (Depdiknas, 2006 : 245). Untuk mengetahui daya
pikir seorang manusia bisa dilihat dari proses pembelajaran matematikanya
karena pembelajaran matematika merupakan aspek penting dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Menurut Nikson
(dalam blog samparona) mengemukakan bahwa pembelajaran matematika adalah suatu
upaya membantu siswa untuk mengkonstruksi (membangun) konsep-konsep atau
prinsip-prinsip matematika dengan kemampunnya sendiri melalui proses
internalisasi sehingga konsep atau prinsip itu terbangun kembali. Menurut Hudoyo (1990:5)(dalam blog samparona)
menyatakan bahwa pembelajaran matematika diarahkan membantu siswa untuk
berfikir logis, karena matematika memungkinkan siswa dapat menyelesaikan
masalah dengan benar dan benarnya penyelesaian bukan karena guru.
Pembelajaran
matematika SMA adalah pembelajaran yang tingkat abstrak sehingga tidak banyak
kontek nyata yang bisa dijadikan acuhan dalam melaksanakan pembelajaran. Berdasarkan
hasil observasi dan angket pembelajaran yang saya miliki dari siswa Bimbingan
belajar BTBS Medica Palembang. Dari 93 siswa kelas XI dan XII, 58,3% siswa
menyatakan bahwa mereka mengalami kesulitan pemahaman materi kalkulus yaitu
pada materi limit, turunan dan Integral. Dari ketiga materi kalkulus tersebut,
yang menempati kedudukan tertinggi adalah Limit
Fungsi dengan persentase 30an %. Hasil wawancara yang saya lakukan kepada 6
siswa kesulitan memahami materi limit fungsi. 4 diantara mereka menyatakan
tidak mengerti dalam menyelesaikan soal sedangkan 2 siswa menyatakan bahwa
kesulitan menyesaikan soal karena terlalu panjang dengan waktu yang singkat. Mereka
juga menyatakan bahwa materi limit ini sangat sulit dipahami karena cara
pengajaran guru disekolah yang hanya memberikan menjelaskan materi, serta
contoh soal dan soal yan berbeda dalam penyelesaiannya. Siswa juga menyatakan
bahwa mereka sulit mengklasifikasikan soal limit dengan cara pengerjaannya.
Apakah dengan cara memfaktorkan, menurunkan, dikalikan dengan akar sekawan,
atau dibagikan dengan pangkat tertinggi. Banyaknya rumus yang digunakan dalam
materi limit fungsi ini juga membuat siswa tidak dapat memahami dengan
sempurna. Sehingga menyebabkan kemampuan analisis siswa dalam menyelesaikan
masalah sangat kurang. Kemampuan analisis siswa ini berhubungan langsung dengan
kemampuan kritis dan ke kreativan siswa dalam menyelesaikan permasalahan. untuk mengatasi kesulitan siswa dalam pemahaman konsep atau pun definisi limit dapat
dilakukan dengan pendekatan
Scientific. Pendekatan ini
dapat merangsang siswa untuk berpikir kritis dan menambah motivasi siswa
karena rasa penasaran (rasa ingin tahu). Di sisi lain untuk meningkatkan
ketajamanan siswa dalam menyelesaikan variasi soal dapat dilakukan dengan
latihan soal-soal yang bervaiasi. (documents analisis kesulitan limit fungsi aljabar
ubaya)
Pada
UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Lembaran
Penjelasan Pasal 37 ayat 1, menjelaskan bahwa bahan kajian matematika, antara
lain, berhitung, ilmu ukur, dan aljabar dimaksudkan untuk mengembangkan logika
dan kemampuan berpikir peserta didik. Menidentifikasikan kemampuan berpikir
peserta didik, berbagai macam Kemampuan berpikir kritis peserta didik adalah
salah satu kempuan berpikir peserta didik yang memiliki peranan penting siswa
dalam melaksanakan proses pembelajaran matematika. Menurut kamus besar bahasa
indonesia (KBBI), kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri
sendiri berpikir menggunakan
akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu; menimbang-nimbang dl
ingatan: lama ia ~ sebelum menjawab pertanyaan itu; pengalaman pd zaman lalu
telah membuat ia matang ~ kritis adalah suatu keadaan krisis, gawat atau
genting. Jika dihubungkan maka disapatkan suatu kesimpulan bahwa kemampuan
berpikir kritis siswa adalah suatu keadaan gawat atau genting sehingga
kemampuan siswa diuji untuk menjawab suatu permasalahan dengan menimbang
terlebih dahulu. Krulik dan Rudnik (1993) (dalam blog bagawanabiyasa)
mendefinisikan berpikir kritis adalah berpikir yang menguji, menghubungkan, dan
mengevaluasi semua aspek dari situasi masalah. Termasuk di dalam berpikir
kritis adalah mengelompokkan, mengorganisasikan, mengingat dan menganalisis
informasi.
Seseorang yang memiliki kemampuan
berpikir kritis matematis tinggi mampu menganalisis masalah, menentukan
tindakan yang tepat, serta melakukan tindak lanjut dari tindakan yang diambil.
Akan tetapi dalam pelaksanaan pembelajaran matematika di sekolah, jarang sekali
siswa diberi kesempatan untuk berpikir kritis dalam menghadapi suatu
permasalahannya. Utomo dan Ruijter memaparkan bahwa pada latihan pemecahan soal
ternyata hanya sebagian kecil siswa yang dapat mengerjakannya dengan baik,
sebagian besar tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Setelah diberi petunjuk
pun, mereka masih juga tidak dapat menyelesaikan soal-soal tersebut, sehingga
guru menerangkan seluruh penyelesaiannya.
Kemampuan
penyelesaian persoalan matematika yang berbasis masalah merupakan suatu tolak
ukur dalam melaksanakan pembelajaran matematika. Model pembelajaran pun
berbagai macam guna mengatasi kemampuan penyelesaian soal matematika siswa yang
berbasiskan masalah. Disamping itu juga, peranan siswa untuk aktif saat proses
pembelajaranpun sangat penting agar siswa dapat lebih memahami materi yang
diajarkan serta lebih memiliki makna dan memiliki nilai lebih. Adapun salah
satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam menyelesaikan persoalan yang
berbasiskan masalah adalah model pembelajaran Problem Based Learning).
Bern dan erickson dalam
kokom (2010: 59) menegaskan bahwa PBLmerupakan strategi pembelajaran yang
melibatkan siswa dalam memecahkan masalah dengan mengintegrasikan berbagai
konsep dan keterampilan dari berbagai disiplin ilmu. Strategi ini meliputi
mengumpulkan dan menyatukan informasi, dan mempresentasikan penemuan. Di dalam
model PBL digunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks belajar tentang
cara berpikir kritis dan terampil dalam memecahkan masalah (Sudarman, 2007).
(dalam jurnal Dian Handayani)
Problem-Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah
metode pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks
untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah,
dan memperoleh pengetahuan (Duch, 1995 dalam dalam blog
Widadi Muslim). Finkle dan Torp (1995)
(dalam dalam blog Widadi Muslim) menyatakan bahwa PBM merupakan pengembangan kurikulum dan sistem
pengajaran yang mengembangkan secara simultan strategi pemecahan masalah dan
dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan dengan menempatkan para peserta didik
dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari yang tidak
terstruktur dengan baik.
Melihat permasalahan dan berlandaskan
saran penelitian Dian Handayani dan Riqza Devi Anazifa terdahulu , maka melalui kegiatan pembelajaran PROBLEM BASED LEARNING diharapkan siswa
akan lebih mudah mencapai tujuan belajarnya melalui pembelajaran kelompok dalam
pelaksanakan pembelajaran.
Berdasarkan Uraian diatas, peneliti
tertarik untuk melaksanakan penelitian “PENGARUH
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PADA MATERI LIMIT FUNGSI SMA
KELAS XI”
DAFTAR PUSTAKA
Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang
RI Nomor 20, Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Diakses 14 Februari 2016 dari http://kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf
Samparona.
(2014). Pendapat Para Ahli tentang
Belajar dan pembelajaran Matematika. http://samparona.blogspot.co.id/2014/01/pendapat-para-ahli-tentang-belajar-dan.html
Susanto,
Hadi. (2014). Kemampuan Berpikir Kritis (0nline). Sumber: https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/05/02/kemampuan-berpikir-kritis/
diakses 26 Februari 2016
Muslim, Widadi. (2015). Problem Based Learning (0nline). Sumber:
https://gayahidupalami.wordpress.com/pendidikan/problem-based-learning/
diakses 26 februari 2016
Pusat
Bahasa. 2016. Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI). Diakses 14 Februari 2016 dari http://kbbi.web.id/
Ubayu. (2014). Analisis
Kesulitan Limit Fungsi Aljabar. http://dokumen.tips/documents/analisis-kesulitan-limit-fungsi-aljabar.html
Handayani,
Dian. (2015). Skripsi berjudul PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN
STATISTIKA DI MTsN TANJUNGTANI PRAMBON http://simki.unpkediri.ac.id/
Rizqa
Devi Anazifa. (2013). Jurnal berjudul PENGARUH
PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED
LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS (CRITICAL THINKING) DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
PENCEMARAN LINGKUNGAN KELAS X SMA NEGERI 1 BANTUL. http://eprints.uny.ac.id/
dan http://journal.student.uny.ac.id/
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus